Oleh : Abdul Muhtadin Madtahri
Puisi ini katanya karya dari Reinhold Messner yang
dipostingkan Teh Heni Juhana untuk kang Tedi Ixdiana, ketika membacanya
aku jadi teringat kepada-mu, macan betina .
Maka setelah dirubah sedikit sesuai kondisi-mu saat ini, kupersembahkan puisi ini untuk-mu...
Engkau letih…
Mengekang nafsu serta menahan penderitaan
Juga menanti perubahan yang engkau kehendaki
Aku mengerti betapa tergores hatimu
Dan betapa terinjak harga dirimu tercampak
Mereka yang merangkulmu manakala dirimu dibutuhkan
Namun, keharuan menyentuhku..
Dalam letihmu engkau tetap tegar
Walau sebagai terbuang
Engkau tenang dan diam bagai karang
Dalam diam-mu, tetaplah tegak...
Bagai tebing terjal yang kerap kau panjat
Pantang menangis bila tak perlu
Walau tersudut tetap menunggu
Tabah tersenyum walau terluka
macan betinaku, mereka akan terbahak manakala engkau tersudut
Namun demikian tetaplah bersabar
Taklukkan dirimu sendiri
Jangan engkau takut
Walau kau tahu mereka bersekutu
Karena suatu saat kelak
Sang gunung akan meledak
Bahkan gunung terkecil sekalipun
Dan, di saat itu mereka akan tahu
Betapa buasnya harimau luka
Apabila disulut dendamnya
Maka dari itu macanku yang cantik, tegaklah lagi
berlarilah dan cakar kejamnya kehidupan
Dan jangan mengeluh
Tetap semangaaaatttt….!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar